![sumber gambar : http://merwaldtmardaup.wordpress.com/2013/01/28/miskomunikasi/](http://jendalajurnal.files.wordpress.com/2013/06/berbicara2.jpg?w=300) |
http://merwaldtmardaup.wordpress.com |
Belum tentu apa yang kita ucapkan selalu dipahami pendengar. Kadang kala apa yang kita sampaikan tidak sesuai dengan harapan (tidak ada Feedback). Ketika sedang ngobrol, lalu lawan bicara kita hanya bengong, apa yang kita rasakan, kesal bukan?
Pada kesempatan kali ini, kita bahas beberapa hal mengenai kesalahpahaman dalam berkomunikasi.
“John...”
“Marsha...”
“John...”
“Marsha...”
“John...”
“Marsha...” (sumber : Random House, A Reader in Human Communication)
Jangan dulu mikirin yang aneh-aneh ya :D Makna percakapan di atas tentu sesuai cara mengucapkannya. Mungkin dengan suara yang pelan, boleh jadi mereka saling meminta tolong seusai gempa bumi yang meruntuhkan rumah mereka. Bisa juga mengucapkan dengan suara yang datar. Bisa jadi batalion tentara sedang latihan rutin sambil meneriakan jargonnya. Tidak menutup kemungkinan bila diucapkan dengan suara pelan, berdesah atau lembut. Maka maknanyapun akan berbeda :D
-----------
Ada seorang pemuda dari Minang dan pemuda dari Bandung. Mereka sedang jalan-jalan sekitaran komplek. Tiba-tiba pemuda minang sontak kaget saat melihat tulisan “AWAS ANJING GALAK” di sebuah rumah. Dia terkejut karena galak dalam bahasa Minang berarti Tertawa. Maka dia sangat antusias melihat anjing tertawa. Pemuda satunya lagi yang dari bandung hanya diam dan tidak melarang kawannya itu untuk melihat anjing galak (ingin ngerjain kawannya). Karena penasaran, pemuda Minang pun masuk kedalam rumah. Kontan saja ia dikejar anjing galak itu
---------
Seusai solat jumat, seorang pria asal medan yang baru seminggu di bandun bingung saat sendalnya hilang. Lalu dia bertanya kepada warga sekitar.
Orang medan : “Bah! Kemana sandal saya?”
Orang bandung : “Pahili meureun, Pak!”
Orang medan : “Siapa itu Pa Hili ?”
Orang Bandung : “Eehh. Pagentos meureun, Pak!”
Orang Medan : “Siapa itu Pa Gentos?”
Orang Bandung :”Aduh, kumaha nya, ... patukeur meureun , Pak!”
Orang Medan : “Nah tambah pula yang lain. Siapa itu Pak Tuker? Berarti Pak Hili, Pak Gentos, dan Pak Tuker bersekongkol nyolong sendal saya!”
Orang Bandung : “Panginten!”
---------------
Seorang anak kecil dalam suatu keluarga dibiasakan oleh ibunya untuk mengataka nyanyi bila ingin buang air kecil, karena ibunya tidak mau tamunya terganggu ketika si anak ingin buang air kecil saat ada tamu.
Suatu saat si anak menginap di rumah neneknya dan ketika ingin buang air kecil, ia berteriak kepada neneknya, “Nek, Adik ingin nyanyi, Nek!”
“Ah bagus. Mari sini di kuping nenek,” jawab Nenek dengan gembira sambil tiduran dengan tubuh miring dan memejamkan matanya. Kontan nenek yang tidak mengerti kata ajaib itu berteriak kaget ketika si cucu “menyanyikan” lagunya. (Sri Widiastuti Fikom Unpad)
itulah beberapa kasus yang pernah terjadi dalam berkomunikasi, seru bukan ?
M.Rauf Wardaya
Dikutip dari materi kuliah, searching dari berbagai sumber, dan Prof.Deddy Mulyana
ADS HERE !!!